Wednesday, December 21, 2016

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Nama : Lingga Sari Putri
Npm : 16514093
Kelas : 3PA13

      1.      PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan berasal dari Bahasa Inggris leader  yang memiliki arti pemimpin atau tokoh. Selain itu pemimpin juga memiliki arti secara luas meliputi proses mempengaruhidalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut atau anggota untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Pengertian dari kepemimpinan memiliki banyak sekali pendapat dari para ahli, hal ini dikarenakan setiap orang memandang pemimpin dari sudut pandang yang berbeda-beda. Seorang pemimpin memberikan pengaruh kepada anggota atau bawahan yang dipimpinnya. Setiap anggota tentunya mendapatkan pengaruh yang berbeda-beda karena pada dasarnya setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda.
Teori tentang kepemimpinan selalu mengalami perubahan dari masa ke masa. Hal ini dipengaruhi oleh cara pikir orang yang selalu berkembang sehingga pemahaman atau pengertian dari kepemimpinan selalu berkembang. Pada dasarnya semua pengertian memiliki kekurangan dan kelebihan karena disesuaikan dengan situasi dan masalah yang dihadapi.
Teori yang pertama berkembang hingga tahun 1940-an yaitu teori kepimpinan yang didasarkan pada teori sifat. Pada teori ini seorang pemimpin haruslah memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan yang bukan pemimpin.Sifat yang dimiliki seorang pemimpin misalnya ambisi dan erergi, keinginan untuk memimpin, kejujuran dan integritas, rasa percaya diri dan lain-lain.Menurut teori ini sifat seseorang merupakan bawaan dari lahir sehingga seseorang yang tidak memiliki sifat kepemimpinan tidak dapat menjadi pemimpin yang baik.
Selanjutnya pada tahun 1940-an hingga 1960-an berkembang teori kepemimpinan berdasarkan pada teori tingkah laku. Pada teori ini tingkah laku seorang pemimpin berbeda dengan tingkah laku bawahanya atau anggotanya yang bukan pemimpin. Berdasarkan teori tingkah laku seorang pemimpin dapat diajarkan sehingga untuk menjadi pemimpin yang baik hanya perlu berusaha dan berlatih secara terus menerus.
Teori kepemimpinan yang berkembang antara tahun 1960-an sampai tahun 1970-an teori kemungkinan. Teori ini juga bisa disebut teori situasional, karena keberhasilan seorang pemimpin tidak berdasarkan sifat atau tingkah laku akan tetapi dipengaruhi oleh situasi tertentu. Sehingga setiap situasi memerlukan cara atau gaya yang berbeda-beda untuk mengatasinya.
Antara tahun 1970-an hingga tahun 2000-an berkembang teori kepemimpinan mutakhir, seperti teori kepemimpinan atribusi, teori kepemimpinan karismatik dan teori kepemimpinan transformasional atau kepemimpinan transaksional. Teori atribusi menyatakan bahwa kepemimpinana hanyalah sebuah atribusi yang dibuat oleh orang (bawahan atau anggota) kepada orang lain (pemimpin). Teori kepemimpinan karismatik menyatakan bahwa seorang pemimpin memiliki pengaruh luar bisasa  pada oraganisasi. Hal ini dikarenaka seorang pemimpin memiliki tingkat kepemimpinan yang tinggi, dominasi kepemimpinana, serta keyakinan akan kebenaran moral dari keyakinannya. Sedangkan teori kepemimpinan transformasional adalah teori yang mengemukakan bahwa seorang pemimpin memandu atau memotivasi bawahannya untuk mencapai tujuan dan penegasan pada tugas bawahan masing-masing.Pemimpin memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang diindividualkan, dan memiliki karisma.

2.   JENIS KEPEMIMPINAN
Banyak teori yang mengungkapkan tentang kepemimpinan, sehingga muncul banyak jenis-jenis kepemimpinan yang dipahami dan juga diterapkan pada saat ini.Semua jenis kepemimpinan juga memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga dalam penerapannya perlu memperhatikan banyak hal. Pada bab ini akan membahas 6 jenis atau model kepemimpinan yang ada. Yaitu: Koersif, otoritatif, afiliatif, demokratis,pecesetting, dan coaching yang tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing.
1.      Koersif
Jenis kepemimpinan ini bisa juga disebut dengan kepemimpinan otoriter. Pada jenis ini seorang pemimpin akan memerintah sesuai dengan kehendaknya sendiri tanpa ada orang yang boleh membantah semua perintahnya. Menurut pendapatnya seorang bawahan hanya akan bekerja jika diperintah. Selain itu pemimpin sudah menetukan ketentuan dari awal sehingga pada saat pelaksanaan tidak ada rencana atau usulan dari bawahannya. Pemimpin menjalankan semuannya sesuai dengan kehendak hati sang pemimpin sehingga bawahan hanya tinggal menjalankan apa saja tugasnya
Kelebihan dari tipe ini adalah ketika sebuah organisasi atau kelompok membutuhkan pengambilan keputusan secara mendadak dengan cepat dan tepat. Pengambilan keputusan akan difikirkan secara matang tanpa dipengaruri oleh orang lain. Selain itu saat pengambilan keputusan tidak perlu dengan adanya diskusi atau rapat dan terjadi perdebatan dari berbagai pihak yang hanya akan membuat keputusan tidak segera diambil. Sehingga pengambilan keputusan akan lebih cepat dan tepat jika diambil oleh seorang pemimpin saja. Selain itu pemimpin dengan jenis ini akan menumbuhkan sikap disiplin dari anggota atau bawahannya.
2.      Otoritatif
Jenis pemimpin ini bukan jenis pemimpin yang oteriter, akan tetapi pemimpin yang mendapatkan kekuasaan dengan persetujuan dan kejelasan visi yang ia paparkan. Seorang pemimpinakan menjadikan orang lain bergerak menuju sebuah visi yang sudah ditentukan dengan bersemangat karena ia akan memberikan penghargaan yang pantas dan tujuan yang jelas tidak hanya untuk jangka pendek tetapi juga untuk jangka panjang. Pemimpin akan melakuakn perubahan-perubahan untuk mencapai visi dari organisasi tersebut. Pemimpin jenis ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mudah mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama.
3.      Afiliatif
Kepemimpinan yang afiliatif adalah seorang pemimpin yang memberikan jalan bagi anggotanya untuk bertindak.Seorang pemimpin mengedepankan kebahagiaan dari anggotnya. Setiap anggotanya memiliki kesempatan yang sama dalam memberikan ide-ide untuk kemajuan dari organisasi. Pemimpin akan sangat disenangi oleh semua bawahan atau anggotanya karena dalam organisasi semua memiliki sifat terbuka.

4.      Demokatis
Kepemimpinan jenis ini mengedepankan pendapat dari anggota untuk mengambil keputusan sehingga setiap masalah diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat. Kepemimpinan ini hampir sama dengan kepemimpinan afiliatif akan tetapi perbedaannya adalah seorang pemimpin tidak mengedepankan kebahagiaan dari anggotannya akan tetapi tujuan keterbukaan adalah untuk saling faham satu sama lain sehingga bisa tercapai kerjasama. Pemimpin akan mengambil keputusan sesuai dengan suara terbanyak dari anggota. 

5.      Pacesetting
 Jenis kepemimpinan ini menyatakan bahwa seorang pemimpin membutuhkan atau menuntut kesempurnaan dari anggotanya. Pemimpin membuat standar-standar yang harus dipenuhi oleh setiap anggotanya agar tercapai apa yang diinginkan pemimpinnya. Seorang pemimpin akan mengambil alih tugas dari anggotanya apabila apa yang dikerjakan tidak sesuai dengan standar yang ia tetapkan. Pemimpin tidak segan-segan untuk mengganti anggota dengan orang lain jika ia merasa tidak cocok atau tidak memenuhi standar.

6.      Coaching
 Jenis kepemimpinan ini hampir sama dengan kepemimpinan pacesetting karena pemimpin ini juga menuntut kesempurnaan dari anggotanya. Akan tetapi jenis ini menetukan ketentuan yang berbeda-beda untuk setiap orang.Pemimpin ini menuntut anggotanya untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimiliki masing-masing anggota. Karena pemimpin berpendapat bahwa dengan berkembangnya anggota maka akan berkembang pula organisasi yang dipimpinnya.


3.     3.  TEORI KONTINGENSI
1.      Teori atau model kontingensi (Fiedler, 1967) sering disebut teori situasional karena teori ini mengemukakan kepemimpinan yang tergantung pada situasi. Model atau teori kontingensi Fiedler melihat bahwa kelompok efektif tergantung pada kecocokan antara gaya pemimpin yang berinteraksi dengan subordinatnya sehingga situasi menjadi pengendali dan berpengaruh terhadap pemimpin. Kepemimpinan tidak akan terjadi dalam satu kevakuman sosial atau lingkungan.  Para pemimpin mencoba melakukan pengaruhnya kepada anggota kelompok dalam kaitannya dengan situasi-situasi yang spesifik.
2.      Karena situasi dapat sangat bervariasi sepanjang dimensi yang berbeda, oleh karenanya hanya masuk akal untuk memperkirakan bahwa tidak ada satu gaya atau pendekatan kepemimpinan yang akan selalu terbaik.  Namun, sebagaimana telah kita pahami bahwa strategi yang paling efektif mungkin akan bervariasi dari satu situasi ke situasi lainnya. Penerimaan kenyataan dasar ini melandasi teori tentang efektifitas pemimpin yang dikembangkan oleh Fiedler, yang menerangkan teorinya sebagai Contingency Approach. Asumsi sentral teori ini adalah bahwa kontribusi seorang pemimpin kepada kesuksesan kinerja oleh kelompoknya adalah ditentukan oleh kedua hal yakni karakteristik pemimpin dan dan oleh berbagai variasi kondisi dan situasi.  Untuk dapat memahami secara lengkap efektifitas pemimpin, kedua hal tersebut harus dipertimbangkan.
3.   Teori kontingensi melihat pada aspek situasi dari kepemimpinan (organization context). Fiedler mengatakan bahwa ada 2 tipe variabel kepemimpinan: Leader Orientation dan Situation Favorability.
4.      v  Leader Orinetation adalah : apakah pemimipin pada suatu organisasi berorinetasi pada relationship atau beorintasi pada task. Leader Orientation diketahui dari Skala semantic differential dari rekan yang paling tidak disenangi dalam organisasi (Least preffered coworker = LPC) . LPC tinggi jika pemimpjn tidak menyenangi rekan kerja, sedangkan LPC yang rendah menunjukkan pemimpin yang siap menerima rekan kerja untuk bekerja sama. Skor LPC yang tinggi menujukkan bahwa pemimpin berorientasi pada relationship, sebaliknya skor LPC yang rendah menunjukkan bahwa pemimpin beroeintasi pada tugas. Fiedler memprediksi bahwa para pemimpin dengan Low LPC yakni mereka yang mengutamakan orientasi pada tugas, akan lebih efektif dibanding para pemimpin yang High LPC, yakni mereka yang mengutamakan orientasi kepada orang atau hubungan baik dengan orang apabila kontrol situasinya sangat rendah ataupun sangat tinggi. Sebaliknya para pemimpin dengan High LPC akan lebih efektif dibanding pemimpin dengan Low LPC apabila kontrol situasinya moderat.
5.      v  Situation favorability adalah : sejauh mana pemimpin tersebut dapat mengendailikan suatu situasi, yang ditentukan oeh 3 variabel situasi, yaitu :
6.      1.    Leader-Member Orintation: hubungan pribadi antara pemimpin dengan para anggotanya.
7.      2.    Task Structure: tingkat struktur tugas yang diberikan oleh pemimpin untuk dikerjakan oleh anggota organisasi.
8.      3.    Position Power: tingkat kekuasaan yang diperoleh pemimpin organisasi karena kedudukan.
9.      Situation favorability tinggi jika LMO baik, TS tinggi dan PP besar, sebaliknya Situation Favoribility rendah jika LMO tidak baik, TS rendah dan PP sedikit.

Tuesday, November 8, 2016

Job desk dan job spek Internal Auditor

Nama : Lingga sari putri
Kelas : 3PA13
NPM : 16514093

3. Job desk Internal Auditor
 ·         Internal Audit adalah suatu posisi pekerjaan yang berfungsi untuk melakukan audit pemeriksaan seluru transaksi neraca keuangan di suatu perusahaan, biasanya dalam perbankan. Auditor Internal akan memeriksa segala aspek financial perusahaan tersebut yang meliputi Area Pemasaran, Pengeluaran, Biaya Operasional, Income, Revenue, Sales Turn Over, Penggunaan Aset.
·         Secara keseluruhan job deskripsi Internal Auditor di Bank adalah melakukan pemeriksaan di semua lini yang berhubungan dengan Masuk dan Keluar soal biaya, dari kantor pusat sampai kantor cabang (bila ada), dan semua bagian/divisi di periksa. Pointnya dari pekerjaan Internal Auditor adalah harus menghasilkan nilai Nol setelah mengaudit semua pemasukan dan pengeluaran. Internal Audit termasuk posisi idaman pertama seperti yang di lansir dalam website Exciting Accounting Jobs. 1.      Melaksanakan proses pemeriksaan / audit internal bagi seluruh divisi cabang dan melaporkannya dalam bentuk laporan audit
2.      Menjalalankan proses audit internal perusahaan secara teknis dan berkala baik dari segi financial maupun operasional
3.      Melakukan koordinasi kesiapan cabang dan juga depo untuk menyiapkan laporan Rugi Laba  dengan lengkap serta melakukan pemeriksaan terhadap Neraca Rugi Laba tersebut
4.      Menganalisa dengan akurat serta bisa memberikan gambaran tentang penyelesaian masalah keuangan
5.      Melakukan koordinasi dengan lembaga audit eksternal yang  jika diperlukan untuk kelancaran perusahaan
6.      Melakukan monitoring dan evaluasi hasil audit internal serta menjalin koordinasi dengan pihak terkait untuk menyiapkan solusi untuk hasil temuan masalah
7.      Melakukan monitoring dan evaluasi hasil audit internal serta menjalin koordinasi dengan pihak terkait untuk menyiapkan solusi untuk hasil temuan masalah 
Job spek Internal Auditor
1.      Memiliki keahlian dan pelatihan
2.      Memiliki independen dalam setiap mental
3.      Memiliki keahlian profesional dengan cermat dan seksama sebagai seorang auditor

job desk dan job spek *manager logistik

2. Manager logistikJob desk - Bagian Logistik terdiri atas direktur logistik dan kepala gudang yang mempunyai beberapa sub bagian. Tugas, wewenang dan tanggungjawabnya sebagai berikut: 

Direktur Logistik :

Fungsi utama direktur logistik adalah melaksanakan tugas yang berhubungan dengan penjualan jasa yang ditawarkan, memastikan arus keluar dan masuk barang customer sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Tugasnya sebagai berikut:


Direktur Logistik :
Fungsi utama direktur logistik adalah melaksanakan tugas yang berhubungan dengan penjualan jasa yang ditawarkan, memastikan arus keluar dan masuk barang customer sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Tugasnya sebagai berikut:
1.    Melaksanakan tata administrasi penerimaan dan pengeluaran barang dari dan ke gudang sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan.
2.    Memberikan pengarahan kepada kepala bagian gudang, seperti melaksanakan tata penyimpanan barang di gudang, menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban gudang serta melakukan stock opname secara berkala sesuai yang telah ditetapkan.
3.    Memeriksa dan memonitor terus menerus hasil pelaksanaan tugas bawahannya dan memberikan pengarahan kepada bawahannya.
4.    Mencocokkan tingkat stock yng tertera dalam kartu meja dengan yang ada pada kartu gudang.
5.    Mengajukan permintaan penambahan stock kepada direktur utama. Menjamin kerjasama yang konstruktif dengan bawahan, atasan, rekan kerja dan pihak luar yang relevan.
 Job spek :1.     Memiliki jiwa kepemimpinan
2.     Memiliki bahasa yang baik
3.     Memiliki pengalaman di bidang penjualan atau logistik
4.    
Bisa melakukan pekerjaan yang menguntungkan bagi perusahaan

pengertian job desk & job spek (direksi personalia)

Nama : Lingga Sari Putri

Kelas : 3PA13

NPM : 16514093


Pengertian job desk :

a.       Job descripsion (uraian jabatan) menurut Suswanto (2002:128) adalah rincian pekerjaan yang berisi informasi menyeluruh tentang tugas/ kewajiban, tanggung jawab, dan kondisi-kondisi yang di perlukan apabila pekerjaan tersebut dikerjakan.
b.      Job spesification (spesifikasi jabatan) menurut Nitisemito (1980:26) merupakan suatu informasi tentang syarat-syarat yang diperlukan bagi setiap karyawan agar dapat memangku suatu jabatan dengan baik.
 

1.      JOB DESK DIREKSI PERSONALIA
untuk menjalankan job desk seorang HRD harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini:Ø  Bertanggung jawab dan bisa mengelola perusahaan
Ø  Memiliki jiwa kepemimpianan yang baik
Ø  Bertanggung jawab dalam hal yang berhubungan dengan karyawan
Ø  Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
Ø  Dapat menterjemahkan strategi perusahaan dalam bentuk kebijakan HR yang tepat.
Ø  Dapat mengelola perubahan-perubahan yang terjadi di perusahaan secara efektif.
Ø  Seorang HRD harus memiliki business knowledge yang baik.
Ø  Seorang HRD harus memiliki kemampuan dapat mempengaruhi dan memahami orang lain.
Ø  Memiliki kemampuan khusus, seperti dapat mengoperasikan alat tes psikologi, memahami undang-undang ketenagakerjaan, sistem penggajian dll.
Ø  Memiliki pengetahuan mengenai prosedur dan proses rekrutmen.
 

2. JOB SPEC DIREKSI PERSONALIAØ  Merupakan kegiatan untuk meneliti dan mengumpulkan informasi mengenai jenis kegiatan yang akan dilakukan, tempat, lingkungan yang diperlukan dan alasan pekerjaan tersebut dilakukan dan bagaimana melaksanakan pekerjaan tersebut. Penelitian ini akan menghasilkan spesifikasi jabatan dan deskripsi jabatan.
Ø  Spesifikasi jabatan adalah uraian mengenai batas persyaratan minimum pegawai yang dapat menduduki jabatan tertentu agar bekerja efektif dan efisien.

sumber :https://imansantoso5699.wordpress.com/2011/05/09/perbedaan-job-description-job-analysis-dan-job-specification-serta-beberapa-contohnya/
 

Tuesday, October 4, 2016

TUGAS
PSIKOLOGI MANAJEMEN


1. Apa yang dimaksud dengan SDM?
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) adalah suatu factor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaska dari sebuah orgnisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembngan perusahaan pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan disebuah organisasi sebagaai penggerak untuk mencapai tujuan organisasi itu.
Pengertian SDM dapat dibagi menjadi 2, yaitu pengertian mikro dan makro.
Pengertian SDM secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu perusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan sebagainya.
Sedangkan pengertian SDM secara makro adalah penduduk suatu Negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja baik yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja. Secara garis besar pengertian sumber daya manusia adaalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai asset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuan nya.
2. Aktivitas apa saja yang dilakukan SDM itu sendiri?
Menurut Tangkilisan (2003:5-6) aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajeman sumber daya manusia secara umum mencangkup :
Desain organisasi
Penempatan
Pengembang pegawai dan organisasi
Penilaian kinerja dan manajemen
System penghargaan dan insentif
Peningkatan produktivitas
Hubungan atasan dan bawahan
Kesehatan dan keamanan

3. Apa itu kepemimpinan?
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukan nya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin atau praktisi.

4. apa manfaat kepemimpinan bagi SDM itu sendiri?
Kepemimpinan dalam SDM didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi orang agar mau mengikuti arahannya atau mengikuti putusannya.
Menurut kouzes dan posner kepemiminan didefinisikan secara agar berbeda dari pengertian diatas, yakni hubungan timbal balik antara mereka yang memilih untuk mengukuti, jadi kepemimpinan menyangkut dinamika hubungan yang timbul karena adanya kebutuhan diantara pemimpin yang dipimpin.


DAFTAR PUSTAKA
Greer, Charles R. Strategy and Human Resources: a General Managerial Perspektive.New Jersey: Prentice Hall, 1995.
Tangkilasan, Nogi S. 2003. Manajemen Sember Daya Manusia Birokrasi Publik. Yogyakarta: Lukman Office
James M. Kouzes dan Barry Z. Posner The Leadership Challenge: How to Keep Getting Extraordinary Things Done In Organizations (San Fransisco: Jossey-Bass Publishers, 1995), pp. 6-7.

Tuesday, June 21, 2016

Analisis kasus Phobia kecoa

Nama : Lingga sari putri
kelas : 2PA13
NPM : 16514093

Analisis kasus : Phobia Kecoa

Anak saya Kinanty, 9 tahun, sangat takut dengan kecoa, kalau Ia sedang ke dapur dan melihat kecoa ia langsung ngibrit lari dan memanggil mbaaaaaahhhh…ada kecoaaaaaa. Begitupun bila Ia mendapati kecoa di kamar mandi Ia langsung lari. Pengalaman itu membuat Ia takut bila ingin mengambil piring ke dapur atau ke kamar mandi.

Saya coba lakukan tapping pada anak saya terhadap rasa takut pada kecoa. Saya memintanya untuk mengikuti setup word yang saya ucapkan dan memintanya membayangkan kecoa ketika saya tapping. Satu putaran tidak membuat hilang takutnya pada kecoa. Saya ketahui ini ketika saya memintanya untuk membayangkan kecoa dan Ia mengatakan masih takut. Lalu saya coba gali lebih spesifik dengan menanyakan pengalaman dengan kecoa yang pernah Ia alami. Anak saya mengatakan takut bila melihat kecoa terbang. Lalu saya lakukan tapping dengan aspek tersebut. Setelah itu saya meminta Ia membayangkan kembali kecoa yang terbang tapi ia mengatakan masih takut. Saya tanyakan kembali hal apa yang diingat ketika ia takut melihat kecoa, Anak saya mengatakan ia takut dengan sayap kecoa ketika terbang. Lalu saya tapping dengan aspek tersebut. Setelah tapping dengan versi sortcut saya meminta anak saya membanyangkan kembali. Tapi ia masih merasa takut. Kemudian saya mencoba gali kembali pengalaman yang lalu. Kali ini anak saya mengatakan dulu sewaktu ia mencuci piring pernah dihinggapi oleh kecoa. Lalu saya kembali melakukan tapping dengan aspek ini. Setelah saya meminta membayangkan peristiwa itu kembali ia mengatakan kini ia tidak takut lagi pada kecoa. Saya mendapati bukti bahwa anak saya sudah hilang takut pada kecoanya dari laporan ibu saya yang mengatakan bahwa anak saya sudah tidak lari ataupun bereakti ketika ada kecoa di dapur dan kamar mandi.

Teori pskologi tentang phobia
Teori Psikoanalisis. Menurut Freud, fobia merupakan pertahanan terhadap kecemasan yang disebabkan oleh impuls-impuls id yang ditekan. Kecemasan ini dialihkan dari impuls id yang ditakuti dan dipindahkan ke suatu objek atau situasi yang memiliki koneksi simbolik dengannya. Fobia adalah cara ego untuk menghindari konfrontasi dengan masalah sebenarnya, yaitu konfik masa kecil yang ditekan.
Teori Behavioral. Teori behavioral berfokus pada pembelajaran sebagai cara berkembangnya fobia. Beberapa tipe pembelajaran mungkin berperan.
Avoidance Conditioning. Penjelasan utama behavioral tentang fobia adalah reaksi semacam itu merupakan respons avoidance yang dipelajari. Dalam sejarah, demonstrasi Watson dan Rayner (1920) mengenai pengondisian terhadap suatu rasa takut atau fobia yang terlihat jelas pada Little Albert dianggap sebagai model mengenai bagaimana fobia dapat terjadi. Formulasi avoidance conditioning dilandasi oleh teori dua faktor yang diajukan oleh Mowrer (1947) dan menyatakan bahwa fobia berkembang dari dua rangkaian pembelajaran yang saling berkaitan.
1. Melalui classical conditioning seseorang dapat belajar untuk takut pada suatu stimulus netral (CS) jika stimulus tersebut dipasangkan dengan keadian yang secara intrinsik menyakitkan atau menakutkan (UCS)
2. Seseorang dapat belajar mengurangi rasa takut yang dikondisikan tersebut dengan melarikan diri dari atau menghindari CS. Jenis pembelajaran yang kedua ini diasumsikan sebagai operant conditioning; respons dipertahankan oleh konsekuensi mengurangi ketakutan yang menguatkan.
Mungkin ketiadaan suatu UCS bukan merupakan hal penting karena kunci atas ketakutan yang dikondisikan adalah UCR (Forsyth & Eilert, 1998). Yaitu, seseorang yang mengalami episode ketegangan fisiologis yang mendalam (UCR), karena beberapa alasan yang tidak disadarinya, dapat secara salah menyimpulkan bahwa situasi yang tidak berbahaya telah menyebabkan ketegangan dan ketakutan tersebut sehingga dapat menimbulkan fobia. Namun, jika situasi yang dihadapi seseorang tidak bersifat traumatis, tidak terdapat UCS yang jelas.
Kemungkinan solusi lain untuk memecahkan teka-teki fobia yang terjadi tanpa keterpaparan dengan UCS yang menakutkan adalah melalui modeling. 
Teori Kognitif. Sudut pandang kognitif terhadap kecemasan secara umum dan fobia secara khusus berfokus pada bagaimana proses berpikir manusia dapat berperan sebagai diathesis dan pada bagaimana pikiran dapat membuat fobia menetap. Kecemasan dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih hesar untuk menanggapi stimuli negatif, menginterpretasi informasi yang tidak jelas sebagai informasi yang mengancam, dan memercayai bahwa kejadian negatf memiliki kemungkinan lebih besar untuk terjadi di masa mendatang (Heinrichs & Hoffman, 2000; Turk dkk.,2001). lsu utama dalam teori ini adalah apakah kognisi tersebut menyebabkan kecemasan atau apakah kecemasan menyebabkan kognisi tersebut. Walaupun beberapa bukti eksperimental mengindikasikan bahwa cara menginterpretasi stimuli dapat menyebabkan kecemasan di laboratorium (Matthews & McKintosh, 2000), namun tidak diketahui apakah bias kognitif menjadi penyebab gangguan anxietas.               
Faktor-faktor Biologis yang Memengaruhi. Berbagai Teori yang telah kita bahas terutama melihat pada lingkungan untuk menemukan penyebab dan yang membuat fobia menetap. Namun, mengapa beberapa orang memiliki ketakutan yang tidak realistik, sedangkan yang lain tidak, padahal mereka mendapat kesempatan pembelajaran yang sama? Mungkin mereka yang secara negatif sangat terpengaruh oleh stres memiliki malfungsi biologis (suatu diathesis) yang dengan cara satu atau lainnya memicu terjadinya fobia setelah kejadian yang penuh stres. Penelitian dalam dua area berikut tampaknya menjanjikan: sistem saraf otonom dan faktor genetik.
Sistem Saraf Otonom. Seperti disebutkan sebelumnya, orang-orang yang mengalami fobia sosial sering kali merasa takut bahwa wajah mereka akan memerah atau berkeringat secara berlebihan di depan umum. Karena berkeringat dan memerahnya wajah dikendalikan oleh sistem saraf otonom, aktivitas sistem saraf otonom yang berlebihan kemungkinan merupakan suatu diathesis. Namun demikian, sebagian besar bukti tidak menunjukkan bahwa orang-orang yang menderita fobia sangat berbeda dalam pengendalian berbagai bentuk aktivitas otonomik, walaupun saat berada dalam situasi seperti berbicara di depan umum yang diharapkan akan terjadi perbedaan. Mungkin ketakutan terhadap memerahnya wajah atau berkeringat sama pentingnya dengan wajah yang benar-benar memerah atau berkeringat. 
Faktor Genetik. Beberapa studi telah menguji apakah faktor genetik berperan dalam fobia. Fobia darah dan penyuntikan sangat familial; 64 persen pasien fobia darah dan penyuntikan memiliki sekurang-kurangnya satu kerabat tingkat pertama yang menderita gangguan yang sama, sedangkan prevalensi gangguan dalam populasi umum hanya 3 sampai 4 persen (Ost, 1992). Sama dengan itu, baik untuk fobia sosial maupun fobla spesifik, prevalensinya lebih tinggi dibanding rata-rata pada keluarga tingkat pertama pasien, dan studi terhadap orang kembar menunjukkan kesesuaian yang lebih tinggi pada kembar MZ dibanding kembar DZ (Hettema M. Neale, Gt Kcndler, 2001).

Sumber : Psikologi Abnormal Edisi ke-9 : Gerald C Davidson, John M. Neale, Ann M Kring : 2006

·         Pemahaman tentang kesehatan mental
Kesehatan mental adalah suatu mental yang sedang sakit atau gangguan mental pada seseorang yang mengalami kelainan/sakit bukan pada fisik melainkan jiwa nya. Penderita kesehatan mental biasanya ada kesalahan di bagian otak, sehingga penanganan penyakit mental mirip dengan sakit fisik yaitu melalui medikasi.
Biasanya orang yang mengalami gangguan pada jiwanya, tidak memiliki kesadaran akan hal-hal yang dilakukan. Jika menurut masyarakat Indonesia dan india mengganggap orang yang memiliki gangguan jiwa tidak sakit melainkan seperti di rasuki oleh roh.. mungkin sebagian besar orang basar berfikir seperti itu karna persepsi yang secara logika bisa di tangkap atau pahami oleh masyarakat luas.

Mental bisa terganggu karena ada tekanan masa lalu yang buruk atau menyakitkan yang membuat si penderita ini merasa ketakutan, merasa bersalah dan traumatic.

Monday, March 28, 2016

DEPRESI

Nama : Lingga sari putri
Kelas : 2PA13
Tugas individu : Keshatan mental #

DEPRESI
Menurut Suryantha Chandra (2002 : 8), depresi adalah suatu bentuk gangguan suasana hati yang mempengaruhi kepribadian seseorang. Depresi juga merupakan perasaan sinonim dengan perasaan sedih, murung, kesal, tidak bahagia dan menderita. Individu umumnya menggunakan istilah depresi untuk merujuk pada keadaan atau suasana yang melibatkan kesedihan, rasa kesal, tidak mempunyai harga diri, dan tidak bertenaga. Individu yang menderita depresi aktifitas fisiknya menurun, berpikir sangat lambat, kepercayaan diri menurun, semangat dan minat hilang, kelelahan yang sangat, insomnia, atau gangguan fisik seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, rasa sesak didada, hingga keinginan untuk bunuh diri (John & James, 1990 : 2).
Salah satu gejala depresi adalah pikiran dan gerakan motorik yang serba lamban (retardasi psikomotor), fungsi kognitif (aktifitas mental emosional untuk belajar, mengingat, merencanakan, mencipta, dan sebagainya) terganggu. Jadi depresi mencakup dua hal kesadaran yaitu menurunnya aktifitas dan perubahan suasana hati. Perubahan perilaku orang yang depresi berbeda - beda dari yang ringan sampai pada kesulitan - kesulitan yang mendalam disertai dengan tangisan, ekspresi kesedihan, tubuh lunglai dan gaya gerak lambat (A. Supratiknya, 1995 : 67).

Ciri-ciri orang yang mengalami depresi:

1. Lesu
Saat dalam kondisi depresi, penderita depresi akan kehilangan semangat seakan-akan menghadapi banyak masalah. Wajahnya terlihat lesu dan memelas, sekaligus membuat orang kasihan kepadanya. Penderita depresi juga akan kehilangan gairah seksual atau malas berhubungan intim.
2. Gelisah
Penderita depresi akan mengalami penurunan produktivitas karena gelisah dan tidak nyaman dalam keadaan apa pun. Selain itu, penderita akan mudah marah dan sangat impulsif. Hal ini bisa mengakibatan penderita mengambil keputusan tanpa pikir panjang yang terkadang bisa membahayakan dirinya. Misalnya, ingin bunuh diri.
3. Menyendiri
Saat seseorang mengalami depresi, ia cenderung malas bergaul dengan siapa pun. Mereka lebih sering menyendiri dan memilih mengunci diri di kamar.
4. Tidak Makan
Orang yang mengalami depresi akan kehilangan selera makan dan bahkan tidak makan, sehingga penderita akan lemas dan tidak semangat.
Beberapa ciri lain seseorang sedang mengalami depresi antara lain susah berkonsentrasi, merasa tidak berharga, merasa bersalah, insomnia, malas tidur karena terus memikirkan suatu masalah, merasa sakit secara fisik dalam kurun waktu yang lama, dan cenderung ingin bunuh diri.

Apa Penyebab Utama Depresi?
Kurang Berpikir Positif

Ketika seseorang mengalami depresi, mereka merasa bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, dan hal ini akan terjadi berulang kali. Dalam kejadian semacam ini, orang tersebut melihat lebih banyak hal buruk terhadap sesuatu; secara sadar maupun tidak sadar. Mereka selalu memfokuskan perhatian mereka pada masalah dan mengabaikan keberhasilan serta kesuksesan yang mereka raih.
Bagi seseorang yang berpikiran negatif dan memiliki kecenderungan depresi, segala hal yang terjadi merupakan cermin dari permasalahan dan kemunduran. Perubahan dalam diri seseorang atau perubahan lingkungan, yang merupakan perubahan wajar, dalam pikiran seseorang yang depresi merupakan bukti bahwa sesuatu yang buruk terjadi karena mereka.
1.       Kurangnya rasa percaya diri
2.       Lebih memperhatikan kesalahan
3.       Merasa tertekan karena kewajiban dalam hidup
4.       Merasa lemah

Bagaimana Mengatasi Depresi dengan Mengandalkan Diri Sendiri?

Selain bantuan dari seorang spesialis, anda bisa mengatasi depresi dengan mengandalkan diri anda sendiri; antara lain dengan:
1.       Menerima diri anda sendiri dan kelemahan anda
Jika anda tidak mampu mengatasi depresi seorang diri dan jika usaha anda tidak berhasil, hal terbaik yang bisa anda lakukan adalah dengan menerima kekurangan tersebut. Daripada mencoba mengubah hidup anda dengan paksa, anda harus menerima diri anda, dengan apa yang anda rasakan dan berkonsentrasi pada hal-hal yang anda mampu lakukan.
Depresi akan lenyap namun kita tidak bisa memprediksi kapan depresi akan terjadi. Kemajuan terapis tergantung pada banyak faktor.
2.       Kenali pikiran-pikiran dan perasaan negative anda
Supaya anda mampu mengubah dan mengendalikan pikiran negatif yang membuat anda terperangkap dalam siklus depresi, sangatlah penting bagi anda untuk mengenali alasan-alasan tersebut, yang merupakan penyebab utama anda merasa depresi.
Teknik yang dapat digunakan adalah dengan mencatat pikiran negatif anda setiap hari selama beberapa waktu. Lalu anda bisa menghabiskan waktu kira-kira 20 menit setiap hari untuk mengenali, mengelompokkan, dan memeriksa pikiran-pikiran negatif tersebut. Catatan pikiran-pikiran anda dan pemeriksaan atas penyebab rasa depresi tersebut akan membuat anda mampu mengenali alasan mengapa anda terdorong ke keadaan mental yang buruk dan berakhir dengan depresi.

Bagaimana Mengatasi Depresi Dengan Pengobatan

Meskipun anda memiliki alasan yang tepat untuk menghindari penggunaan obat yang berlebihan, anda bisa mengatasi depresi dengan menggunakan obat-obatan; khususnya obat anti depresi.
Obat anti depresi mempengaruhi otak dan sel-sel syaraf. Secara lebih spesifik, obat-obatan bekerja dengan mengubah reaksi kimia (neurotransmitter), yang digunakan sel syaraf untuk berkomunikasi satu sama lain.
Obat anti depresi merupakan obat yang aman untuk digunakan. Obat semacam ini tidak menimbulkan ketergantungan; tidak mempunyai efek samping yang berbahaya dan dapat membantu anda mengatasi depresi. Tujuan menggunakan obat anti depresi bukanlah untuk mengatasi masalah
anda dengan cepat, namun untuk memberikan diri anda kesempatan untuk merasa lebih baik.
PERHATIAN: penggunaan obat anti depresi apapun harus dilakukan setelah konsultasi dan pemberian resep dokter.

 

Bagaimana Mengatasi Depresi Menggunakan Psikoterapi – Cara Terbaik untuk Mengatasi Depresi

Depresi merupakan indikasi bahwa anda memiliki masalah dalam diri anda yang harus anda temukan solusinya. Depresi bukan hanya sekedar penyakit, melainkan sinyal dari otak yang harus anda pecahkan.
Mengatasi depresi harus anda lakukan sebagai cara untuk mengembangkan diri anda dan imbalan untuk mengubah hidup, otak, dan pola pikir anda.
Ahli Psikoterapi dapat membantu anda memahami alasan-alasan psikologis yang menyebabkan depresi dan menawarkan anda dukungan untuk melalui proses yang sulit tersebut.



Sumber:
http://dekhiandika.blogspot.co.id/2011/12/macam-macam-gangguan-psikologis.html

http://www.kutaitimurkab.go.id/ciri-ciri-terkena-depresi-dan-bagaimana-cara-mengatasinya/